Bulan September tak terasa sudah berlalu. Sebuah bulan yang biasa diidentikkan dengan suasana yang penuh akan keceriaan (mungkin), sekarang telah resmi berganti menjadi bulan yang sekiranya cukup menegangkan bagi kehidupanmu. Selain karena tidak tercatatnya satu pun hari libur nasional di kalendar penanggalan, bulan Oktober nampaknya juga menyimpan suatu kemisteriusan yang mungkin berkaitan dengan rasa takutmu akan berbagai macam hal.

Bila dihubungkan dengan video game, ketakutan lazim pada game berbau horror umumnya selalu biasa dijadikan sebagai empasis utama yang mengkatalisasi semuanya. Baik dari segi atmosfer, isi jumpscare, maupun sosok-sosok menakutkan lain yang dapat membuatmu jadi auto-phobia. Tergolong wajar bila melihat bahwa manusia biasanya mempunyai satu sisi psikologis di bagian otak yang cenderung cukup sulit untuk menerima hal-hal bernuansa “kotor“, “aneh“, “jelek” dan “sadis“.

Dari hal tersebut, bagaimanakah apabila kita mencoba untuk menguji karakteristik otak kita masing-masing terhadap adegan-adegan perubahan wujud suatu mahluk di video game yang tergolong agak membahana seperti di bawah ? Sebagai bentuk peringatan dini untuk yang merasa tidak kuat secara mental, kami ingin menyarankan bahwa sebaiknya kalian tidak perlu memaksakan diri untuk menonton adegan secara keseluruhan. Karena sebagai gantinya, kalian dapat menyimak ulasan dari tiap contoh video yang telah kami ungkapkan dengan penuh apresiasi berlandaskan teori semiotika adi luhung tahun 2077.