Pada hari Senin, 5 Februari 2024 lalu, Ubisoft Singapore mengundang beberapa konten kreator dan media di region Asia untuk menghadiri media event game terbarunya yang akan segera rilis, yakni Skull and Bones.
Daftar isi
Jelang Rilis, Skull and Bones Berikan Ragam Informasi Baru
Media event ini dibuka oleh managing director Ubisoft Singapore, yaitu Jean-Francois Vallee. Jean mengatakan bahwa terdapat banyak sekali konten yang akan disajikan setelah perilisan game Skull and Bones pada 16 Februari mendatang.
Skull and Bones adalah game bertemakan bajak laut pada abad ke-17 di samudra Hindia, dimana game ini akan memberikan pengalaman unik serta pertempuran dengan kapal lainnya yang masif. Fakta menarik, game ini merupakan game AAA pertama yang dikerjakan oleh tim di Asia Tenggara dimana Skull and Bones menghadirkan diversitas berbagai budaya seperti Singapura, Indonesia, India, dan lain-lain.
Game ini telah dicoba kurang lebih 300 ribu peserta pada masa closed beta, buat kalian yang belum kesampaian memainkannya, kalian bisa mengikuti masa open beta yang akan hadir pada 8 Februari nanti, loh!
Tidak hanya itu, bagi kalian yang telah memainkan gamenya pada masa open beta tidak usah khawatir progress kalian hilang, karena apa yang kalian lakukan dan tersimpan yang bisa kalian lanjutkan saat gamenya rilis resmi nanti.
Selanjutnya penjelasan visi yang ada di dalam game Skull and Bones seperti yang dijelaskan oleh Neven Dravinski selaku Senior Producer game tersebut, yaitu:
- Freedom, pemain akan diajak untuk mengeksplorasi area open-world yang ada di samudra Hindia tentunya dengan beragam lokasi khas yang dapat ditemukan. Selain itu pemain juga bisa mencoba berbagai taktik seperti kustomisasi persenjataan untuk memenangkan pertarungan di atas laut.
- Tension, pemain akan dihadapkan dengan beragam situasi yang dapat menguji nyali sebagai seorang kapten kapal. Ada saatnya dimana pemain akan dikejar dengan kapal dari kelompok lain saat sedang mengerjakan misi. Ditambah lagi dengan sistem roda ekonomi yang sangat dinamis, harga barang jarahan kalian saat mengalahkan kapal musuh bisa berbeda tergantung dari tempat kalian mengalahkan musuh tersebut.
- Social, game open-world sepertinya tidak lengkap tanpa adanya fitur Co-op. Disini pemain dapat mengajak teman-temannya untuk berlabuh bersama mengarungi lautan serta melawan para musuh. Apalagi dalam game ini kalian akan bertemu dengan beragam monster laut, kapal hantu, dan bajak laut legendaris yang akan menyerang kalian tanpa ampun.
- Immersive, Berpetualang di lautan tentu terasa berbeda saat bertualan di daratan. Hal ini yang diterapkan dalam game Skull and Bones dimana kalian akan lebih banyak menghabiskan waktu di atas lautan untuk menyelesaikan misi, mencari daratan, serta mengejar bounty. Dan tentu saja hal ini tidak terlepas dari beragam budaya yang akan ditemui pemain saat mengarungi area asing di Samudra Hindia ini.
Neven juga menambahkan roadmap konten untuk 1 tahun ke depan setelah gamenya rilis. Terdapat 4 season utama dalam roadmap tersebut yang tentunya memiliki keunikan tersendiri, yaitu:
- Season 1: Raging Tides, dimana kalian akan dipertemukan dengan kapten bajak laut Philippe La Peste, Faction Convoys, Territory Control, serta sea monster Tylosaurus.
- Season 2: Chorus of Havoc, pemain akan dihadapkan dengan kapten bajak laut Hubac Twins, konten Dragon Boat, hingga Megalodon!
- Season 3: Into the Dragon’s Wake, pemain akan bertemu dengan kapten bajak laut wanita Li Tian Ning, event Halloween, serta update legendary sea monsters.
- Season 4: Shadows of The Deep, disini pemain akan melawan rival misterius, event Lunar New Year, world events dan masih banyak lagi.
Roadmap ini tidak hanya menghadirkan musuh dan fitur baru, tapi juga menghadirkan beragam event, misi serta kosmetik yang bisa dinikmati pemain. Dengan berbagai jenis konten yang ditawarkan, Neven menjelaskan bahwa pemain membutuhkan kurang lebih 25 jam untuk menamatkan main story, 40 jam untuk side story/side quest, dan 80 jam lebih untuk konten endgame.
Diskusi Bersama Expert Sejarah Bajak Laut
Dalam media event ini, Ubisoft menghadirkan para ahli sejarah bajak laut yang turut andil dalam pengembangan game Skull and Bones, yaitu Benerson Little (Leading Piracy Expert and Author, Erik-Jon Evangelista (Associate Audio Director) dan Audrey Wong (Lead Level Artist) untuk berdiskusi dengan peserta mengenai bajak laut dan Skull and Bones.
Benerson mengatakan bahwa lokasi yang ditentukan dalam game ini sangat menarik, karena menghadirkan beragam diversitas kebudayaan dari masing-masin area. Samudra Hindia ini menjadi tema yang sangat unik karena kebanyakan dari kita mengenal bajak laut di area Karibia saja seperti seri Pirates of Caribbean.
Dalam diskusi tersebut juga ditampilkan sekilas peta dunia yang ternyata mencakup Indonesia didalamnya. Terdapat pulau Sumatra, Jawa, Borneo dan pulau lainnya seperti pada saat abad ke 17, tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan mengarungi lautan sekitar Indonesia serta bertemu bajak laut lokal disana.
Ubisoft juga telah mempersiapkan 30 Shanties (Lagu) yang tersedia dalam 4 bahasa, termasuk Indonesia. Tentunya akan menjadi pengalaman bermain yang unik ketika kita sedang mengarungi lautan dan kita mendengar para kru bajak laut menyanyikan Sea Shanties dalam bahasa Indonesia.
Sentuhan Fantasi Pada Game Skull and Bones
Audrey Wong selaku Lead Level Artist mengungkapkan bahwa dia memberikan sentuhan fantasi untuk memperkaya dunia bajak laut dalam game ini. Salah satunya adalah menghadirkan landmark unik masing-masing area yang bisa dijadikan tempat kapal untuk bersinggah.
Terdapat juga beberapa sentuhan pada segi combat. Seperti senjata meriam yang sangat familiar sebagai senjata utama dari kapal era bajak laut, dihadirkan dengan beragam bentuk tembakan seperti meriam jarak jauh, meriam yang bisa menyebar dan masih banyak lagi. Salah satu meriam unik terdapat dalam game ini adalah Healing Cannon, sesuai namanya, meriam ini akan memberikan efek penyembuhan terhadap kapal. Tentunya fitur healing cannon ini sangat berguna terutama saat kita bermain bersama teman-teman dalam mode co-op.
Selain visual dan combat, Erik-Jon Evangelista selaku Associate Audio Director melakukan perekaman audio bersama tim Ubisoft Singapura di Labuan Bajo. Tujuannya adalah untuk mendapatkan berbagai feeling suasana yang ada di laut dan mendapatkan hasil audio yang maksimal. Audio yang direkam seperti suara angin, ombak, pergerakan kapal, kemudi, area sekitar, hingga siulan burung.
Erik mengatakan, hal tersulit saat perekaman audio adalah mekanisme timbal balik dari efek suara sebuah meriam. Dan Erik bersama tim Ubisoft Singapura pun terjun langsung untuk merekam suara meriam untuk mendapatkan suara yang natural menggunakan sebuah meriam asli!
Bagaimana menurut kalian Brott? Kalian tertarik untuk menguji nyali di luas dan ganasnya samudra abad ke-17?
Diliput oleh: Rizky Ariandra
Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Tech atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author.